Dalam rangka melaksanakan program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Luar Negeri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Walisongo Semarang Angkatan 2021, Fakulti Sosial Sains dan Kemanusiaan Kampus Universitas Teknologi Malaysia (UTM) menyelenggarakan kegiatan Classroom Experience, Kamis (30/05/2024).
Kegiatan ini diikuti oleh 10 mahasiswa FISIP UIN Walisongo dan mahasiswa UTM Malaysia. Selain itu, kegiatan ini juga turut menghadirkan Endang Supriadi, M.A dan Muhammad Mahsun, M.A sebagai pemateri.
Kegiatan ini dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama diisi oleh Endang Supriadi dengan tema “Sosiologi Pendidikan dalam Membentuk Karakter: Dalam Perspektif Islam.
Endang Supriadi menjelaskan arti pentingnya belajar sosiologi.
“Kita juga perlu belajar sosiologi karena kita akan selalu berhubungan berelasi dengan orang lain. Tidak mungkin kita hanya berdiri sendiri tanpa adanya bantuan orang lain,” jelasnya.
Tak hanya itu, Endang juga menegaskan bahwa sosiologi pendidikan sangat berperan penting dalam membangun karakter baik siswa, guru maupun masyarakat.
“Maka dari itu, sosiologi pendidikan sangat berperan penting dalam membangun karakter siswanya. Tapi, saya pribadi tidak hanya siswa tetapi juga membangun karakter guru dan masyarakat,” tegasnya.
Kemudian ia melanjutkan bahwa berkaitan dengan pandangan Islam terdapat persoalan baik kejujuran, akhlak, keimanan.
“Berkaitan dengan pandangan Islam ada persoalan kejujuran, akhlak, keimanan. Kalau kemudian dalam kehidupan sehari-hari selalu kemudian berdialektika iman kita kuat, sifat karakter bawaan,” tambahnya.
Pemahaman tentang pengaruh lingkungan sosial dan budaya dalam proses pembelajaran sangat krusial dalam mengembangkan kepribadian yang Islam.
Endang memaparkan salah satu dari tujuh perspektif Islam tentang pendidikan karakter.
“Perspektif Islam tentang pendidikan karakter ada tujuh. Tujuan luhur : pendidikan islam bertujuan untuk membentuk kepribadian yang iman. Untuk kita bertaqwa dan berakhlak mulia,” paparnya.
Kemudian di Sesi kedua diisi oleh Muhammad Mahsun dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Islam.
Muhammad Mahsun mengatakan bahwa empowering atau pemberdayaan merupakan hal yang penting sebagai umat Islam, karena memiliki dua sumber yaitu al-qur’an dan al-hadits.
“Ketika kita berbicara tentang empowering atau pemberdayaan hal yang paling penting sebagai umat Islam karena kita punya sumber yaitu al-qur’an dan al-hadits,” katanya.
“Dalam Islam sendiri dari internal sumber kita. Kita bisa mengembangkan kemampuan, kapasitas untuk melakukan empowering society,”.
Mahsun menanggapi bahwa sebagai seorang sarjana muslim memiliki tanggung jawab untuk melakukan pemberdayaan.
“Sebagai sarjana muslim, kita punya tanggung jawab untuk melakukan pemberdayaan. Memberikan mereka kuasa, otoritas secara bersama-sama untuk membangun kehidupan mereka,” ujarnya.
Selain itu, Mahsun juga menyampaikan bahwa ketika akan melakukan pemberdayaan dalam kehidupan masyarakat menjadi perhatian penting bagi calon guru menanamkan kepada anak didiknya.
“Ketika kita membangun melakukan upaya pemberdayaan dalam kehidupan masyarakat ini perlu calon guru menanamkan juga kepada anak didik. Keadilan ini merupakan suatu hal yang mutlak harus dinikmati oleh semua manusia. Meskipun dilahirkannya berbeda-beda,” tuturnya.
Menurutnya, al-qur’an sebagai sumber agama ini banyak yang membahas tentang membangun keadilan termasuk Qs. Al-Hadid.
“Perlu diketahui bahwa al-qur’an sebagai sumber agama, ayat tentang keadilan paling banyak dibahas diantaranya di dalam surat Al-Hadid. Ini menjadi satu penegas bahwa Islam datang di dunia ini untuk membangun keadilan,” tutupnya.
Reporter : Nuke