Mahasiswa antusias menyambut kuliah tamu yang menghadirkan sosok inspiratif, Padmasari Mestikajati, S.IP., M.Si., anggota DPRD Jawa Tengah dari Fraksi Partai Golkar. Dalam kesempatan tersebut, anggota Komisi E yang membawahi wilayah Blora dan Grobogan ini membagikan kisah perjalanannya dari awal karier hingga kini menjadi salah satu legislator perempuan yang berpengaruh di Jawa Tengah.
Mengusung tema “Politik Humanis: Menyapa Rakyat dengan Hati dan Aksi”. Padmasari mengajak mahasiswa untuk melihat politik tidak semata sebagai ajang perebutan kekuasaan, melainkan sebagai ruang pengabdian nyata yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat.
Dalam paparannya, perempuan kelahiran 14 Desember 1987 ini memulai cerita tentang masa mudanya yang aktif di organisasi mahasiswa dan komunitas sosial. Baginya, politik adalah jalan panjang yang penuh tantangan, namun bisa menjadi ladang amal jika dijalani dengan hati tulus.
Sebelum meniti karir politik, Padmasari mengaku banyak belajar dari dunia wirausaha. Ia sempat menjadi Direktur Utama PT Citra Almamater Baru, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pelatihan dan pemberdayaan masyarakat. “Dari dunia usaha saya belajar tentang pentingnya membangun kepercayaan dan kepekaan sosial. Keduanya menjadi modal saya saat terjun ke politik,” ungkapnya.
Pada 2019, langkahnya semakin mantap ketika bergabung dengan Partai Golkar. Berkat kerja keras dan pendekatan yang humanis, ia terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, sebuah amanah yang dipegangnya hingga hari ini.
Di hadapan para mahasiswa, Padmasari membongkar rahasia pemasaran sosial yang menjadi kekuatan strateginya. Ia menekankan bahwa politik tidak cukup dijalankan lewat spanduk dan baliho, tetapi harus diiringi dengan tindakan nyata yang menyentuh persoalan rakyat.
Contoh paling nyata ia tunjukkan saat menghadapi krisis kekeringan yang rutin melanda wilayah Blora. Padmasari bersama timnya turun langsung ke desa-desa, menyalurkan bantuan air bersih dan berdialog dengan warga. “Saat masyarakat merasakan kehadiran kita dalam situasi terberat mereka, di situlah kepercayaan dibangun,” ujar politisi yang juga Ketua KPPG (Kesatuan Perempuan Partai Golkar) Jawa Tengah ini.
Hal serupa juga dilakukan ketika banjir melanda Gubug, Grobogan, awal tahun ini. Dengan sigap, ia memimpin aksi darurat, membagikan logistik dan menyisir wilayah terisolasi. “Politik tidak boleh menunggu rakyat datang ke kantor, justru kita yang harus datang ke rumah mereka,” tegasnya disambut tepuk tangan meriah dari para peserta.
Di akhir sesi, Padmasari memberikan motivasi agar generasi muda tidak alergi terhadap politik. Ia mengajak mahasiswa untuk memandang politik sebagai sarana perjuangan yang bisa mengubah kehidupan masyarakat secara konkret. “Jangan hanya mengkritik dari media sosial, turunlah ke lapangan, rasakan denyut rakyat, temukan solusi, dan wujudkan perubahan,” pungkasnya