Jakarta – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menjalin kerja sama strategis dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Jakarta. Kolaborasi ini difokuskan pada penguatan kapasitas konsultan politik dan penyelenggaraan survei politik berbasis riset ilmiah.
Penandatanganan nota kesepahaman antara kedua lembaga berlangsung di Jakarta, berbarengan dengan kegiatan Pelatihan Good University Governance yang menghadirkan tim ahli dari LP3ES.
Dekan FISIP UIN Walisongo, Prof. Dr. Imam Yahya, M.Ag., menyebut kerja sama ini sebagai langkah strategis untuk menjembatani dunia akademik dengan praktik politik yang berintegritas. Ia menegaskan bahwa FISIP memiliki Center for Political and Social Studies (C-Polsis) yang selama ini berfokus pada penguatan riset dan survei politik maupun sosial.
“Kampus FISIP bukan NGO, tetapi semangatnya adalah memperkuat partisipasi publik dan demokrasi berbasis riset. Dengan kolaborasi bersama LP3ES, kami ingin memastikan mahasiswa dan dosen memiliki kapasitas riset politik yang relevan dengan kebutuhan bangsa,” ujar Prof. Imam.
Kolaborasi Akademik dan Lembaga Riset
Dari pihak LP3ES, Erwan Halil menyampaikan bahwa kerja sama ini akan mencakup pelatihan metodologi survei politik, workshop konsultasi strategis, hingga penguatan laboratorium demokrasi di lingkungan kampus.
“LP3ES melihat potensi besar UIN Walisongo sebagai kampus yang tidak hanya mencetak akademisi, tetapi juga aktor perubahan sosial dengan nilai-nilai etika dan keislaman yang kuat,” tegas Erwan.
Kerja sama ini juga diharapkan menjadi model sinergi antara akademisi dan lembaga riset independen dalam memperkuat demokrasi substantif di Indonesia. LP3ES, yang dikenal memiliki rekam jejak panjang dalam penelitian sosial dan politik sejak era 1970-an, menilai kolaborasi dengan kampus seperti UIN Walisongo dapat memperluas jejaring keilmuan dan praktik demokrasi berbasis data.
Dukungan Dosen dan Peneliti C-Polsis
Dalam kegiatan tersebut, turut hadir para pegiat C-Polsis FISIP UIN Walisongo, di antaranya Prof. Dr. Tolkhahatul Khoir, M.Ag., Dr. Mokh Hasan, M.Ag., Dr. Moch Parmudi, M.Si., Nur Hasyim, MA., Muhammad Mahsun, MA., Solkhah Mufrikhah, M.Si., Dr. Rofiq, M.Si., Dr. Sahidin, Endang Supriadi, MA., Masrohatun, M.Si., Muhammad Nuqlir Bariklana, M.Si., serta Tika Ifrida Takayasa, MA.
Keterlibatan para dosen dan peneliti ini menandai komitmen FISIP UIN Walisongo dalam memperkuat C-Polsis sebagai pusat riset politik dan sosial yang independen serta relevan dengan dinamika masyarakat.
Bangun Kapasitas Demokrasi Kampus
Melalui sinergi ini, FISIP UIN Walisongo berharap dapat melahirkan lebih banyak riset politik kredibel, meningkatkan kemampuan analisis mahasiswa, dan mencetak konsultan politik yang memahami etika demokrasi serta kepentingan publik. “Kolaborasi ini bukan sekadar kerja sama kelembagaan, tetapi langkah nyata membangun tradisi akademik yang berperan dalam memperkuat demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik,” kata Prof. Imam menutup.