Program Studi Sosiologi FISIP UIN Walisongo Semarang menghadirkan Dosen Tamu dalam Perkuliahan Sosiologi Agama dengan mengusung tema ‘’Agama di Ruang Publik’’ bertempat di Ruang Kelas A9 Gedung A FISIP, Rabu (08/11/2023).
Acara tersebut menghadirkan Pemimpin Gereja Gaji Kota Semarang, Pendeta Aryanto Nugroho dan diikuti oleh mahasiswa angkatan 2022 Mata Kuliah Sosiologi Agama Kelas A dan B.
Dosen Pengampu Mata Kuliah Sosiologi Agama, Endang Supriadi, M.A mengatakan alasan mengangkat tema bahwa agama di ruang publik memiliki peran dan keberadaan agama dalam ranah masyarakat dan ruang yang dapat diakses oleh masyarakat secara umum.
‘’Tema ini dipilih mengingat bahwa agama di ruang publik memiliki peran dan keberadaan agama dalam ranah masyarakat dan ruang-ruang yang dapat diakses oleh masyarakat secara umum. Hal ini melibatkan bagaimana agama agama mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan kebijakan disuatu negara atau komunitas,’’katanya.
Menanggapi hal itu, dengan menghadirkan pemateri ini akan membangkitkan semangat mahasiswa untuk lebih peka terhadap perbedaan yang ada di masyarakat.
‘’Dengan pemateri mengangkat materi tentang kekristenan, antara teologi, kekuasaan dan praktik sosial ini akan membangkitkan semangat mahasiswa untuk lebih peka terhadap perbedaan yang ada di masyarakat,’’tanggap Endang.
Endang menjelaskan tujuan diselenggarakannya acara yaitu untuk memberikan wawasan keagamaan yang beragam di Indonesia.
‘’Tujuan acara ini untuk memberikan wawasan keagamaan yang beragam di Indonesia,’’jelasnya.
Selain itu, dapat menjadi bekal mahasiswa ketika dihadapkan dengan perbedaan dan keragaman yang ada di masyarakat.
‘’Menjadi bekal bagi mahasiswa ketika dihadapkan dengan perbedaan dan keragaman yg ada di masyarakat,’’.
Endang berharap setelah diadakannya acara ini khususnya mahasiswa di mata kuliah Sosiologi Agama menjadi paham tentang agama–agama selain agama Islam. Sehingga nantinya akan terbentuk sikap toleran, terbuka dan inklusif.
‘’Harapan saya tentu mahasiswa di mata kuliah Sosiologi agama menjadi tau tentang agama-agama selain agama Islam. Sehingga terbentuk sikap toleran, terbuka, dan inklusif,’’harapnya.
Ia pun menambahkan bahwa acara ini sangat berkesan tidak hanya untuk dosen pengampu, melainkan bagi mahasiswa dapat berdialog secara langsung dengan pendeta selaku pakar teologi.
‘’Acara ini sangat berkesan tidak hanya untuk saya selaku dosen pengampu, melainkan juga bagi para mahasiswa yang bisa berdialog langsung dengan pendeta selaku pakar teologi,’’tambahnya.
Reporter : Nuke Rachma G